Di
bulan Desember ini, bulan di mana Indonesia mengalami iklim penghujan.
Hujan di mana-mana, setiap saat, tak kenal waktu sehingga tak sayang.
Tidak sayang dengan anak-anak kost, huft.
"Sudah makan belum, bro?" Sebuah sms Bimo kepada Bayu.
Mereka adalah 2 dari 10 orang penghuni kost kamar mandi luar. Kost yang berlokasi di pusat keramaian kota Sukoharjo yang letaknya agak ndlesep masuk gang, dengan bangunan tingkat yang bawahnya merupakan toko aksesoris HP dan kios agen penjualan tiket pesawat terbang Laron Airlines. Di depannya terdapat beberapa warung kuliner, hik, martabak, sate, dll dll dll.
Bimo dan Bayu adalah anak kost titisan dewa kelelawar. Malam mereka tidak pernah tidur, baru pagi menjelang mereka pulas mendengkur. Karena seringnya begitu sampai-sampai jarang masuk kuliah.
Hujan turun deras. Tidak ada masalah dengan genting bocor atau hawa dingin, tapi rasa lapar yang menerpa. Untuk anak cowok tentunya tahu sendiri. Tidak mungkin menyediakan payung apalagi rice cooker, ada tapi hanya sebagian dan tidak dengan dua anak tersebut.
"Sudah makan belum, bro?" Sebuah sms Bimo kepada Bayu.
Mereka adalah 2 dari 10 orang penghuni kost kamar mandi luar. Kost yang berlokasi di pusat keramaian kota Sukoharjo yang letaknya agak ndlesep masuk gang, dengan bangunan tingkat yang bawahnya merupakan toko aksesoris HP dan kios agen penjualan tiket pesawat terbang Laron Airlines. Di depannya terdapat beberapa warung kuliner, hik, martabak, sate, dll dll dll.
Bimo dan Bayu adalah anak kost titisan dewa kelelawar. Malam mereka tidak pernah tidur, baru pagi menjelang mereka pulas mendengkur. Karena seringnya begitu sampai-sampai jarang masuk kuliah.
Hujan turun deras. Tidak ada masalah dengan genting bocor atau hawa dingin, tapi rasa lapar yang menerpa. Untuk anak cowok tentunya tahu sendiri. Tidak mungkin menyediakan payung apalagi rice cooker, ada tapi hanya sebagian dan tidak dengan dua anak tersebut.
Di sebuah kamar kost Bimo, Bayu yang baru bangun menuju ke sana.
By : Sorry nde, baru bangun aku.
Bm : Aku laper banget ini.
By : Halah, aku juga. Seharian cuma makan roti, nemu di laci meja. Roti yang bawain ibuku dari rumah senin kemaren. Sudah agak jamuren tapi ya mau gimana lagi Bim, lha wong ya laper gek gak reda-reda. Aku males keluar soalnya.
Bm : Wejian, kamu masih ngeroti nde, hla aku cuma wedhang putih sampai kembung.
By : Hla gimana ini? Cuss pertamina? Ngerocket chicken.
Bm : Masih deres, nde. Delivery aja.
Mereka masih memperdebatkan akan dibawa ke manakah rasa yang menggelayuti perut mereka itu. Setelah melalui voting, mereka sepakat untuk delivery "hik mas Agus". Sebenarnya mereka ingin sekali makan ayam goreng, menyeruput hangatnya kuah sop untuk membalas dendamkan si perut yang seharian tidak ada sesuatu yang digiling. Tetapi mereka tidak mungkin untuk meminta RC mengantarkan pesanan. Untuk itu mereka sms mas Agus, hik yang berada di depan kostnya sekitar 50m yang biasanya dijadikan tempat wedhangan mereka.
Beberapa menit mas Agus dengan payung di tangan kanan dan nampan berisi pesanan di tangan kiri telah sampai di depan kamar Bimo. "Bro, ini bro". "Wah iya mas Agus, sebentar" Bimo dan Bayu bergegas. "Total, mas?" Tanya Bayu kepada mas Agus. "Jadi satu semuanya 14 ribu aja".
Saat itu Bayu memberikan uang 20 ribu kepada mas Agus. Karena tidak membawa uang kembalian, Bayu mengatakan bahwa uang kembalian untuk mas Agus saja.
By : Sorry nde, baru bangun aku.
Bm : Aku laper banget ini.
By : Halah, aku juga. Seharian cuma makan roti, nemu di laci meja. Roti yang bawain ibuku dari rumah senin kemaren. Sudah agak jamuren tapi ya mau gimana lagi Bim, lha wong ya laper gek gak reda-reda. Aku males keluar soalnya.
Bm : Wejian, kamu masih ngeroti nde, hla aku cuma wedhang putih sampai kembung.
By : Hla gimana ini? Cuss pertamina? Ngerocket chicken.
Bm : Masih deres, nde. Delivery aja.
Mereka masih memperdebatkan akan dibawa ke manakah rasa yang menggelayuti perut mereka itu. Setelah melalui voting, mereka sepakat untuk delivery "hik mas Agus". Sebenarnya mereka ingin sekali makan ayam goreng, menyeruput hangatnya kuah sop untuk membalas dendamkan si perut yang seharian tidak ada sesuatu yang digiling. Tetapi mereka tidak mungkin untuk meminta RC mengantarkan pesanan. Untuk itu mereka sms mas Agus, hik yang berada di depan kostnya sekitar 50m yang biasanya dijadikan tempat wedhangan mereka.
Beberapa menit mas Agus dengan payung di tangan kanan dan nampan berisi pesanan di tangan kiri telah sampai di depan kamar Bimo. "Bro, ini bro". "Wah iya mas Agus, sebentar" Bimo dan Bayu bergegas. "Total, mas?" Tanya Bayu kepada mas Agus. "Jadi satu semuanya 14 ribu aja".
Saat itu Bayu memberikan uang 20 ribu kepada mas Agus. Karena tidak membawa uang kembalian, Bayu mengatakan bahwa uang kembalian untuk mas Agus saja.
"Kalau gitu dipakai besok ngopi aja" Kata mas Agus
"Beres, mas" Jawab mereka berdua.
"Ya sudah tak balik dulu dan selamat makan"
"Makasih ya, mas"
"Yoi, bro" Jawab mas Agus sambil jalan nyangking nampan.
"Wah untung nde, mas Agus gak ngambil kembaliane tadi. Aku asline ya gak pati ikhlas, soale aku sudah R, tinggal berapa belas ribu gitu di dompet. Besok tetep tak mintain kopi. Gek kamu ya juga harus ganti separuhnya tadi lho nde, ra diganti gajul gundulmu hlo" Ucap lirih Bimo sambil ngakak.
"Yang tenang lho nde, makan dulu ki lho. Keselak munyer kowe mengko" Jawab Bimo agak geram.
"Oke nde"
"Eh, tapi besok langsung turun ya nde, lumayan juga masih dapet kopi, rokok, gorengan" Imbuh Bimo.
Mereka makan sambil ketawa-ketawa. Jasa mas Agus sungguh besar sekali bagi Bimo dan Bayu. Karena mas Agus, mereka bisa makan.
Nb : Segala sesuatu memang harus berjuang dahulu jika ingin mendapatkan kenikmatan. Hujan dan lapar anak kost itu sesuatu yang lumrah. Itu hanya perkara memerangi suatu kemalasan saja.
No comments:
Post a Comment