Tuesday, 16 December 2014

Lain negara lain bahasa... lain daerah lain buah

Ini fenomena di musim penghujan. Yak tul, musim mangga. Mangga adalahjenis buah yang mengandung banyak serat serta vitamin. Mau dimakan waktu mentah enak, sudah matang semakin enak banget... manis, kayak kamu dek. Halah

Di sebuah desa Ngayirodo yang kebanyakan rumah penduduknya ditanami pohon mangga membuat orang-orang kota sulit melupakan senyum penduduk desa tersebut, karena terlalu manis. Lain negara lain bahasa, lain daerah lain buah. Di desa Ngayirodo yang paling merakyat yaitu buah mangga.

Suatu ketika setelah si mangga sudah pada fase kemampuh atau hampir matang, desa tersebut banyak didatangi orang-orang luar bermotor sayap beronjong dengan bersenjata tolok. Yapz.. ia adalah penebas.Saking terlalu banyaknya pohon mangga di tiap rumah, pemilik menjual sebagian mangganya karena mungkin mblenger juga kalau makan segitu banyaknya. Akhirnya ada si penebas (B) dan si pemilik (M)
B : Siang, pak. Mau tanya, ini mangganya sudah ada yang nebas belum nggih pak?
M : Kebetulan. Semua belum, pak.
B : ini 5 pohon 400 ribu, pak.
M : Wah, mbok ya jangan segitu. Eh pak, tapi ini. yang satu pohon nggak lho ya. Jadi 4 pohon saja.
B : Oh begitu. Ya jadi kalau 4 ya 325 ribu, pak.
M : Dipaskan saja. Kalau segitu saya nggak boleh. 350 ribu.
B : Ya sudah, pak. Ini uangnya.
M : Terima kasih

Tawar menawar antara penebas dan pemilik mangga terjadi hampir di tiap rumah warga Ngayirodo. "Tapi ini anu pak, bronjong saya sudah full jadi saya ngunduhnya besok" Kata si penebas. "Oh iya nggak papa. Besok kalau rumah suwung langsung saja, pak. Karena besok itu saya mau mbrujul sawah, karena kemaren baru sibuk rewang wong mantu jadi baru sempat" Jawab si pemilik. "Iya, pak. Besok paling agak pagi" Ujar si penebas sambil ngrukup mangga yang di bronjong dengan terpal, dan pamit.

Jadi di manapun dan apapun yang ada di alam lingkungan sekitar kita itu menguntungkan jika kita mau merawatnya.

No comments:

Post a Comment