Sunday, 10 April 2016

Kisah Cinta Ala Doraemon dan Kucing Ndas Ireng


Cinta adalah sebuah karunia dari Gusti Allah SWT. Merupakan rasa yang lembut, yang menimbulkan kenyaman dan kesempurnaan kepada seseorang tanpa memperdulikan apapun. Tssaaahhhh.

Membicarakan soal cinta, saya kira sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Mulai dari yang muda sampai yang tua semua pasti mengalami hal tersebut. Seperti halnya Doraemon, kartun ini mempunyai fans dari berbagai generasi. Dari yang muda sampai yang tua, dan lintas generasi.
Doraemon ini merupakan salah satu film kartun dari Jepang yang masih jaya di udara. Di akhir tahun 2014, film stand by me doraemon yang sempat bocor di dunia maya tapi masih bisa menembus angka satu juta di nusantara. Antusiasme yang spekta sekali dari doramaniac.

Untuk penyebab utama yang membuat anak-anak suka pasti karena merupakan sebuah kartun, dan tayang di stasiun televisi pada hari minggu. Dan penyebab para penggemar film/tokoh anime Doraemon ini karena merupakan sebuah robot kucing berwarna biru yang lucu dan baik.

Setelah saya berselancar beberapa menit di fanspagenya ternyata kebanyakan "Lucu dan Baik" adalah alasan dari para penggemar tokoh Doraemon. Dikarenakan ada aroma kue dorayaki di provinsi Jawa Tengah ini, lalu saya pun juga mulai memantau melalui radar domestik yang saya pasang diam-diam di sudut-sudut kamar penduduk.

Sinyal menangkap 3 wanita dari 3 kabupaten di provinsi Jawa Tengah. Di antaranya ada;
1. Roro Ayu Moccis dari Boyolali






















2. Yuvita Wahyu dari Sragen
























3. Septianna Pradasari dari Wonogiri



  
















Ketiga doramaniac tersebut juga beralasan yang sama "Lucu dan Baik" mengenai kesukaannya tentang robot kucing tersebut.

Namun lain lagi dengan Kucing Ndas Ireng. Yang dimaksud di sini bukan hewan kucing berkepala warna hitam. Ini istilah jawa yang entah siapa penciptanya sampai saat ini hanya menjadi misteri. Yang jelas, yang bisa saya tangkap dari sebuah rangkain kata tersebut yang dipadukan dalam sebuah pembicaraan yaitu; Playboy, Maling.

"Malming kok gur mancing wae lha ra apel pacarmu, bro? Ora bro. Aku cah LDR je. Wah, adoh kono adoh kene pangan kucing ndas ireng tenan kui ngko, bro.. nek jarang mbok temoni".

Intinya adalah sebuah istilah untuk karakter yang buruk. Dan kita artikan playboy saja agar sesuai dan tidak terlalu jauh dari konteks pembicaraan.

Tapi hal tersebut tidak melulu untuk LDR. Kucing ndas ireng tidak hanya menyerang perihal situasi jarak. Untuk yang sama-sama di satu lingkaran pun pasti akan dibribik. Terutama wanita cemen, lemah, tur aleman. Pasti mudah sekali untuk dibribik kemudian berpaling ke kucing ndas ireng tersebut.

Ada kesamaan dan ada perbedaan, yaitu sama-sama kucing. Adapun bedanya sebagai berikut;

Kucing ndas ireng ini merupakan seseorang yang bisa dibilang nggragas tidak sopan santun. Ibarat kata kalau dicepaki gereh, kucing mana yang bisa nolak? ya.. hanya kucing Jepang tadi. Tapi dengan kelihaian sepiknya yang mengeong sana-sini, kucing ndas ireng ini pasti langsung menyantapnya.

Kucing ndas ireng ini tidak hanya mendekati satu wanita saja. Kebanyakan korban dari kucing ndas ireng ialah wanita-wanita yang hatinya gundah gulana karena permasalahan dengan sang pasangan. Seperti pesan Bang napi "Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelaku, tapi karena ada kesempatan.. Wakwawlah.. Wakwawklah". Maka, sebagai wanita yang sudah mempunyai pasangan jangan mencoba menjadi gereh di balik batu bagi kucing lain.

Aalangkah baiknya dalam ocehan ini mari kita ibaratkan untuk menjadi Doraemon daripada kucing ndas ireng. Bersikap baik yang sebenar-benarnya untuk kebaikan, bukan bermuslihat baik yang dampaknya merugikan orang lain.

"Halah mas, omong opo kowe ki? Padine pengen to ngrasakne cewek okeh? Ndadak ndongeng ngene barang.. ben cewek-cewek dadi seneng ro kowe po?"

Jika ada yang mbatin nggedhumel begitu berarti anda hampir peka. Tapi saya coba menahan karena digutuin rasanya loru bet. Dan di sini saya lebih tepatnya hanya agar para wanita  yang sudah punya pasangan bisa lebih waspada jika ada unsur-unsur kucing ndas ireng di sekitarnya. Jangan seperti Ken Ndok (ibunya Ken Arok). Ken Ndok yang sudah mempunyai suami bernama Gajah Para berselingkuh dengan Dewa Brahma, Ken Ndok bersenggama dengan Dewa Brahma yang menghasilkan anak bernama Ken Arok. Dan juga Banowati (putri bungsu dari Prabu Salya raja Mandaraka) yang sudah menikah dengan Duryudana tetapi tetap mencintai dan backstreet dengan Arjuna.

Kelakuan kucing ndas ireng tersebut merupakan ahlak buruk. Jika si wanita yang sudah berpasangan menanggapinya berarti telah menciptakan ahlak yang buruk jua, yang bisa menggerogoti nilai-nilai moral dan spritual. Siap-siap pikulan.. omonganku mulai berat ikih.. mabu' ketok e. Hehehe

Karena roda hidup berputar, pasti ada hari di mana menjadi yang dicintai dan menjadi yang mati-matian mencintai. Maka pada kasta dicinta dan mencintai tersebut, jadilah majikan yang baik sekaligus bijaksana tidak semena-mena. Dan pada saat jadi kucing, patuhlah, tidak ngelunjak, dan tahu diri. Tanamkan sifat serta sikap tersebut dalam diri untuk situasi yang sedang dirasakan. Niscaya suatu saat akan tercipta cinta yang seirama dan langgeng hingga ujung waktu. :*

No comments:

Post a Comment