Cinta
adalah sebuah karunia dari Gusti Allah SWT. Merupakan rasa yang lembut, yang
menimbulkan kenyaman dan kesempurnaan kepada seseorang tanpa memperdulikan
apapun. Tssaaahhhh.
Membicarakan
soal cinta, saya kira sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Mulai dari yang
muda sampai yang tua semua pasti mengalami hal tersebut. Seperti halnya
Doraemon, kartun ini mempunyai fans dari berbagai generasi. Dari yang muda
sampai yang tua, dan lintas generasi.
Untuk
penyebab utama yang membuat anak-anak suka pasti karena merupakan sebuah
kartun, dan tayang di stasiun televisi pada hari minggu. Dan penyebab para
penggemar film/tokoh anime Doraemon ini karena merupakan sebuah robot kucing
berwarna biru yang lucu dan baik.
Setelah
saya berselancar beberapa menit di fanspagenya ternyata kebanyakan "Lucu
dan Baik" adalah alasan dari para penggemar tokoh Doraemon. Dikarenakan
ada aroma kue dorayaki di provinsi Jawa Tengah ini, lalu saya pun juga mulai
memantau melalui radar domestik yang saya pasang diam-diam di sudut-sudut kamar
penduduk.
Sinyal
menangkap 3 wanita dari 3 kabupaten di provinsi Jawa Tengah. Di antaranya ada;
1. Roro Ayu Moccis dari Boyolali

2. Yuvita Wahyu dari Sragen
3. Septianna Pradasari dari Wonogiri
1. Roro Ayu Moccis dari Boyolali

2. Yuvita Wahyu dari Sragen
3. Septianna Pradasari dari Wonogiri
Ketiga doramaniac tersebut juga beralasan yang sama "Lucu dan Baik" mengenai kesukaannya tentang robot kucing tersebut.
Namun
lain lagi dengan Kucing Ndas Ireng. Yang dimaksud di sini bukan hewan kucing
berkepala warna hitam. Ini istilah jawa yang entah siapa penciptanya sampai
saat ini hanya menjadi misteri. Yang jelas, yang bisa saya tangkap dari sebuah
rangkain kata tersebut yang dipadukan dalam sebuah pembicaraan yaitu; Playboy,
Maling.
"Malming kok gur
mancing wae lha ra apel pacarmu, bro? Ora bro. Aku cah LDR je. Wah, adoh kono
adoh kene pangan kucing ndas ireng tenan kui ngko, bro.. nek jarang mbok
temoni".
Intinya
adalah sebuah istilah untuk karakter yang buruk. Dan kita artikan playboy saja agar sesuai dan tidak terlalu jauh dari konteks pembicaraan.
Tapi
hal tersebut tidak melulu untuk LDR. Kucing ndas ireng tidak hanya menyerang perihal situasi jarak. Untuk yang sama-sama di satu lingkaran pun pasti akan
dibribik. Terutama wanita cemen, lemah, tur aleman. Pasti mudah sekali untuk
dibribik kemudian berpaling ke kucing ndas ireng tersebut.
Ada
kesamaan dan ada perbedaan, yaitu sama-sama kucing. Adapun bedanya sebagai
berikut;
Kucing
ndas ireng ini merupakan seseorang yang bisa dibilang nggragas tidak sopan
santun. Ibarat kata kalau dicepaki gereh, kucing mana yang bisa nolak? ya..
hanya kucing Jepang tadi. Tapi dengan kelihaian sepiknya yang mengeong
sana-sini, kucing ndas ireng ini pasti langsung menyantapnya.
Kucing
ndas ireng ini tidak hanya mendekati satu wanita saja. Kebanyakan korban dari
kucing ndas ireng ialah wanita-wanita yang hatinya gundah gulana karena
permasalahan dengan sang pasangan. Seperti pesan Bang napi "Kejahatan
terjadi bukan hanya karena ada niat pelaku, tapi karena ada kesempatan..
Wakwawlah.. Wakwawklah". Maka, sebagai wanita yang sudah mempunyai
pasangan jangan mencoba menjadi gereh di balik batu bagi kucing lain.
Aalangkah
baiknya dalam ocehan ini mari kita ibaratkan untuk menjadi Doraemon daripada kucing
ndas ireng. Bersikap baik yang sebenar-benarnya untuk kebaikan, bukan
bermuslihat baik yang dampaknya merugikan orang lain.
"Halah mas, omong opo kowe ki? Padine pengen
to ngrasakne cewek okeh? Ndadak ndongeng ngene barang.. ben cewek-cewek dadi
seneng ro kowe po?"
Jika
ada yang mbatin nggedhumel begitu berarti anda hampir peka. Tapi saya coba
menahan karena digutuin rasanya loru bet. Dan di sini saya lebih tepatnya hanya
agar para wanita yang sudah punya
pasangan bisa lebih waspada jika ada unsur-unsur kucing ndas ireng di
sekitarnya. Jangan seperti Ken Ndok (ibunya Ken Arok). Ken Ndok yang sudah mempunyai suami bernama Gajah Para berselingkuh dengan Dewa Brahma, Ken Ndok bersenggama dengan Dewa Brahma yang menghasilkan anak bernama Ken Arok. Dan juga Banowati (putri bungsu dari Prabu Salya raja Mandaraka) yang sudah menikah dengan Duryudana tetapi tetap mencintai dan backstreet dengan Arjuna.
Kelakuan kucing ndas ireng tersebut merupakan ahlak buruk. Jika si wanita yang
sudah berpasangan menanggapinya berarti telah menciptakan ahlak yang buruk
jua, yang bisa menggerogoti nilai-nilai moral dan spritual. Siap-siap pikulan.. omonganku mulai berat ikih.. mabu' ketok e. Hehehe
Karena
roda hidup berputar, pasti ada hari di mana menjadi yang dicintai dan menjadi
yang mati-matian mencintai. Maka pada kasta dicinta dan mencintai tersebut,
jadilah majikan yang baik sekaligus bijaksana tidak semena-mena. Dan pada saat
jadi kucing, patuhlah, tidak ngelunjak, dan tahu diri. Tanamkan sifat serta
sikap tersebut dalam diri untuk situasi yang sedang dirasakan. Niscaya suatu
saat akan tercipta cinta yang seirama dan langgeng hingga ujung waktu. :*
No comments:
Post a Comment